Postingan

TAISIRUL KHOLAQ "الظلم"

Gambar
 الظلم Dzolim: tindakan yang keluar dari batas kebenaran akibat kecerobohan atau melewati batasan hukum. sehingga memuat semua maksiat dan menyebarnya kehinaan (keburukan). Pemilik sifat dzalim adakalanya mendzalimi dirinya sendiri atau mendzalimi orang lain. Mendzolimi diri sendiri diibaratkan lalai dalam menaati perintah Allah SWT atau meninggalkan keimanan. Mendzolimi orang lain diibaratkan melalaikan hak orang lain, seperti menyakiti tetangga, menghina tamu, membuat kebohongan, ghibah (menggunjing), dan mengadu domba. Nabi SAW bersabda : الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ "Kedzoliman akan menjadi kegelapan  di hari Kiamat" : Dan di dalam hadits qudsi dijelaskan : يَا عِبَادِيْ اِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلٰى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوْا "Wahai hamba-hamba-Ku, sesunggunya Aku telah mengharamkan dzolim kepada Dzat-Ku dan Aku telah menjadikanya keharaman di antara kalian, maka jangalah saling berbuat dzolim".

TAISIRUL KHOLAQ "الكبر" TAKABBUR ATAU SOMBONG

Gambar
 الكبر Takabbur adalah menilai diri lebih baik dan melihat derajatnya di atas orang lain. Mafsadah (kerusakan) akibat sombong ada banyak, di antaranya : menyakiti orang lain Memutuskan tali kasih sayang (Persaudaraan)  Menimbulkan perpecahan  Membuat orang-orang membencinya dan sepakat untuk menyakitinya  Dan sesungguhnya pemiliki sifat sombong tidak akan mengoreksi (diri) pada kebenaran  Tidak dapat meredam amarah  Tidak lemah lembut dalam menasehati. Cukuplah kiranya sabda Nabi saw. berikut ini sebagai bukti, bahwa sombong itu tercela : لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنَ الْكِبْرِ "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya masih ada sebesat dzarrah  dari sifat sombong". Barang siapa yang menyadari bahwa dia diciptakan dari setetes mani dan akan berakhir menjadi bangkai.  Maka mudahlah dia meninggalkan takabbur yang penyebabnya adalah ‘ujub (membanggakan diri)  

TAISIRUL KHOLAQ "الغيبة " GOSIP/MENGUMPAT/MENGGUNJING

Gambar
 الغيبة Ghibah adalah menuturkan/menceritakan saudaramu/ orang lain dengan sesuatu yang di benci walaupun dihadapannya langsung, seperti ucapan : Si pincang atau fasik, fakir, atau pendek pakaiannya. Semua kata-kata tersebut dimaksud untuk mencelanya. Sebab-sebab ghibah itu ada delapan, yaitu :  1. Hasud/dengki.  2.Melampiaskan kekesalan hati.  3. Berkenginan meninggikan diri (sombong).  4. Upaya menggagalkan tujuan orang yang dia sakiti sebelum tercapai.  5. Ber tujuan melepaskan diri.  6. Mempengaruhi teman-teman.  (tetapi menceritakan keburukan orang yang tidak disukai) 7. Bersenda gurau  (terlalu berlebihan bercanda terkadang tanpa sadar sampai meremehkan, menceritakan keburukan, bahkan menghina orang lain) 8. Mengejek/mengolok-olok Bukanlah termasuk ghibah, yaitu menegur orang yang ceroboh (semberono) atas kecerobohannya dan menunjukkan pada sesuatu yang mana di dalamnya terdapat kebaikan. Karena seungguhnya Allah SAW tidak melarang untuk memberi nasehat, Tetapi Allah SWT melarang

TAISIRUL KHOLAQ "الحقد" DENDAM

Gambar
  "الحقد"  Yaitu menyimpan perasaan buruk dan  sangat berkeinginan untuk menyakiti . Sebab dendam adalah marah dan diikutinya 8 perkara (sifat) yang diharamkan yaitu: dengki kepada orang yang di dendaminya, Merasa Senang /Mencela atas musibah orang yang didendaminya Menjauhi orang yang dia menaruh dendam padanya walau dia memohon belas kasihan, Berpaling dan meremehkannya  Membicarakan keburukannya dengan cara ghibah Menyebarkan rahasianya menceritakannya dengan cara mengolok-oloknya  Menyakitinya dengan apapun yang bisa mencederai tubuhnya. Mengingkari haknya seperti tidak menulasi hutangnya. Dan ada sebuah hadits yang menunjukkan celaan terhadap khiqdu adalah sabda Nabi SAW : الْمُؤْمِنُ لَيْسَ بِحَقُوْدٍ " Orang mukmin bukanlah seorang pendendam ". .

TAISIRUL KHOLAQ "التواضع" RENDAH HATI

Gambar
 التواضع Tawaddu’ adalah Merendahkan hati dan berhati lembut tanpa merendahkan dan menghinakan diri. Maksud sifat tawadlu' adalah memberikan hak kepada setiap orang yang memiliki hak, tidak mengangkat derajat orang yang hina dan tidak menurunkan maqom kemuliaan orang yang mulia. Tawadlu’ merupakan sebab bermartabat tinggi dan pengantar kemulian. Nabi SAW bersabda : مَنْ تَوَاضَعَ لِلّٰهِ رَفَعَهُ " Barang siapa bertawadlu' (merendahkan diri) karena Allah SWT, maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya ". 2012

TAISIRUL KHOLAQ "الحلم"

Gambar
 "الحلم"  Hilm Adalah sifat yang membawa pemiliknya tidak membalas orang yang membuatnya marah padahal dia mampu untuk melakukan itu. Sebab-sebab Bijaksana: Menyayangi orang-orang bodoh, tidak mencaci maki, Merasa malu atau risih untuk membalas , Berbaik hati pada orang yang berbuat buruk, menjaga nikmat yang sudah lalu, diplomatis, menanti peluang, Karena sesungguhnya menghilangkan mencaci maki merupakan kemuliaan diri dan tingginya himmah (cita-cita). erasa malu merupakan upaya menjaga diri dan sifat muru'ah (berkarisma). Memelihara nikmat yang lalu adalah sebagian dari menyempurnakan janji Diplomatis dan melihat peluang adalah sebagian dari kecerdikan, sebab orang yang meluap-luap amarahnya itu sedikit muslihatnya. Nabi SAW bersabda dalam memuji orang yang memiliki sifat hilm : اِنَّ اللّه يُحِبُّ الْحَيِّيَ الْحِلْمَ وَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِئَ " Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang hidup yang memiliki sifat sangat sabar dan Dia membenci orang berbuat k

TAISIRUL KHOLAQ "النظافة" KEBERSIHAN

Gambar
 النظافة Ketahuilah! Sesungguhnya kebersihan badan, pakaian dan tempat, dianjurkan secara syara’, sudah selayaknya manusia membersihkan badannya, menyisir dan menggunakan minyak rambut juga membasuh kedua telinga, membersihkan mulut dengan berkumur-kumur dan bersiwak atau sikat gigi dan masukkan air ke hidung serta menyemburkannya kembali dan membersihkan kuku dengan cara membasuh sesuatu yang ada di bawah kuku. Dan Sesungguhnya Rosulullah SAW meminyaki dan menyisir rambutnya. Dan sudah semestinya bagi setiap manusia juga agar  menyuci pakaiannya dengan air saja atau dengan sabun jika diperlukan. Dan begitu juga selayaknya manusia harus membersihkan tempatnya. Karena hal itu di dalam kebersihan terdapat hal-hal terkait dengan menjaga kesehatan, melenyapkan kesusahan, menerima (memperoleh) kebahagiaan, menyenangkan teman, dan memperlihatkan nikmat Allah Yang Maha Tinggi. Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman : وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ Dan terhadap nikmat Tuh